Kerja Sambil Kuliah? Don't Worry! You Can Do It!

Jika saat ini Anda sudah mendapatkan pekerjaan tetap dan Anda bisa memanajemen waktu dengan baik, terbiasa melakukan multitasking serta merasa adrenalin semakin terangsang ketika mengemban banyak kewajiban sekaligus, maka jangan takut untuk mengambil pilihan bekerja sambil kuliah S2.

Pilihan ini bisa Anda ambil mengingat saat ini banyak perusahaan yang mengijinkan karyawannya untuk kuliah S2 sambil bekerja, bahkan beberapa perusahaan memberi kesempatan bagi karyawan yang berprestasi untuk disekolahkan. Karena bagi perusahaan, memberi kesempatan karyawan untuk sekolah S2 merupakan salah satu usaha capacity building. Jika pendidikan Anda itu akan sangat menunjang karir dan memberikan kontribusi bagi perusahaan tempat Anda bekerja, serta Anda tetap mampu menjalankan tugas dari atasan dengan baik, yakinlah perusahaan akan sangat mendukung Anda.
Bekerja sambil kuliah tentu bukan perkara mudah, perlu motivasi yang kuat agar keduanya dapat berjalan beriringan. Yang dibutuhkan adalah komitmen tinggi, karena jika Anda tidak bekerja keras dan pintar membagi waktu, bisa-bisa Anda malah keteteran menjalaninya. Harus disadari sejak awal, dengan melanjutkan kuliah sambil bekerja artinya beban fisik dan psikis akan berlipat ganda. Pekerjaan kantor dan tugas kuliah bisa datang dalam waktu bersamaan. Jika ini yang terjadi, jangan putus asa dan menyerah di tengah jalan. Simak beberapa trik dan strategi berikut ini jika Anda ingin kerja sukses dan kuliah beres.
1. Jeli mengatur waktu
Menurut Sabrina Santyha Hemas, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Konsentrasi Studi Hubungan Internasional FISIPOL UGM, tantangan terberat yang dihadapi ketika bekerja sambil kuliah adalah membagi waktu. Wanita yang saat ini merangkap sebagai salah satu staff pengajar di sebuah lembaga pendidikan Bahasa Inggris ini menuturkan pengalamannya, bahwa kuliah S2 yang tugasnya banyak membuatnya harus pandai membagi waktu antara pekerjaan, kuliah dan juga waktu pribadi. Julie-Ann Moss, penulis buku Making The Most of Your Time berpendapat bahwa Anda tidak membutuhkan waktu yang lebih banyak, melainkan harus memaksimalkannya .
Salah satu caranya dengan first thing first, berpikirlah strategis dengan memperhatikan prioritas. Jangan Anda kerjakan semuanya dalam waktu bersamaan. Cobalah untuk membuat daftar prioritas, mana yang lebih penting dan mana yang lebih mendesak untuk dikerjakan. Selain itu, cobalah pecah-pecah pekerjaan besar menjadi bagian-bagian kecil. Misalnya untuk tugas membuat makalah Anda bisa membagi menjadi mencari buku di perpustakaan, mencari bahan di internet, dan seterusnya, sehingga manajemen waktu Anda akan semakin jelas. Pintar-pintarlah mencuri-curi waktu di tengah kesibukan. Bila Anda bisa membaca buku sewaktu perjalanan menuju kantor atau mengerjakan latihan di saat jam makan siang, lakukanlah. Atau Anda bisa belajar disaat teman-teman Anda bermain. Pada prinsipnya gunakan waktu seefektif mungkin.
2. Selalu informasikan kondisi Anda pada atasan
Cobalah untuk selalu menginformasikan mengenai kondisi Anda kepada atasan di kantor. Anda bisa memberi tahu secara jujur kepada atasan bahwa Anda tengah menjalani kuliah S2 dan memohon pengertiannya, dengan catatan Anda tetap berprestasi bagus di tempat kerja. Dengan begitu, atasan bisa memberi alternative saat Anda memerlukan izin kuliah yang bertepatan dengan jadwal kegiatan kantor.
3. Kerjakan tugas saat weekend
Mengerjakan tugas kuliah setiap malam setelah pulang dari kantor akan sangat menguras energy Anda. Jika Anda memaksakan diri untuk mengerjakan tugas kuliah disaat kondisi badan dan pikiran capek, bisa-bisa hasilnya tidak maksimal. Anda bisa memanfaatkan waktu akhir pekan Anda untuk mengerjakan tugas yang menumpuk. Dengan begitu, Anda masih bisa menyimpan energi setiap hari dan tetap punya waktu istirahat yang cukup agar terhindar dari stress.
4. Pilih Alternatif Kuliah yang tidak mengganggu kerja
Sebelum memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2, jelilah dalam memilih tempat kuliah/kampus yang tepat, memiliki akreditasi baik, berjarak cukup dekat dengan kantor dan rumah. Anda juga bisa memilih alternative waktu kuliah yang tidak terlalu mengganggu jadwal kerja, misalnya kuliah di saat weekend. Memilih untuk kuliah di Universitas Terbuka pun bisa Anda pertimbangkan.
5. Pilih Profesi dengan Jam Kerja Tak Terlalu Mengikat
Tidak sedikit pula perusahaan yang keberatan jika karyawannya bekerja sambil kuliah. Alasannya, karyawan yang kuliah biasanya akan banyak untuk meminta ijin untuk urusan kuliah, ujian, dan sebagainya. Jika Anda tidak mau terjebak dalam situasi seperti ini, Anda bisa memilih pekerjaan yang jam kerjanya tidak terlalu mengikat. Misalnya pekerjaan seperti dosen, penulis lepas, penerjemah, desainer, penyiar radio, fotografer, atau guru les privat.
Strategi tadi bisa Anda terapkan sehingga Anda tidak perlu khawatir lagi jika harus bekerja sambil kuliah S2. Dengan menjalani kedua pilihan ini secara maksimal maka tidak hanya pengalaman kerja yang Anda dapat, tetapi juga wawasan akademis akan meningkat. Jadi jangan takut untuk menjalani kerja sambil kuliah, Anda pasti bisa! (Rhm)

Kenapa kandidat gagal dalam seleksi Rekruitment

"Ada tiga poin penting yang menyebabkan gagalnya para peserta tes, pertama kurangnya rasa percaya diri, inisiatif, serta integritas."

Itu merupakan kutipan langsung dari Tri Waluyo, Section Head People Development PT. Pertamina (Persero), saat ditemui usai tes interviu PT. Pertamina (Persero) beberapa waktu silam. Mungkin beberapa dari Anda merasa sudah memenuhi ketiga poin tersebut sehingga merasa yakin lolos, namun kenyataan justru berkata lain. Anda gagal! Lalu, sebenarnya apa sih yang dimaksudkan dengan ketiga poin tadi?

Poin pertama percaya diri, menurut Untari Sari Gading Manajer HR di ECC UGM ini terkait dengan kemampuan Anda 'menjual' atau mempromosikan diri kepada perusahaan. "Poin ini tampak dari appearance peserta. Dari sana akan bisa dinilai bagaimana ia mampu mengukur dan menghargai seberapa besar nilai dirinya. Kelemahan peserta tes adalah mengukur dirinya terlalu tinggi atau justru terlalu rendah," ujarnya.
Saran : Sebaiknya kenali diri lebih baik untuk menilai kompetensi dan nilai yang seharusnya Anda jual sebagai "pencari kerja", cari tahu juga standar gaji untuk jenis perusahaan dan posisi yang Anda lamar. Hal penting lain adalah belajar untuk menghadapi individu yang berbeda, mempromosikan diri sendiri kepada staff HR dengan jajaran direksi tentunya membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Poin kedua inisiatif, menurut kamus besar bahasa Indonesia inisiatif berarti prakarsa. Inisiatif menyangkut kemampuan menyelesaikan permasalahan atau problem solving dan pengambilan keputusan. Ini akan terlihat dari psikotes yang akan dikroscek lagi dari indepth interview oleh user atau tim HR.
Saran : Belajar menyampaikan ide atau pemikiran dengan bahasa dan cara yang lebih mudah dipahami oleh lingkungan sekitar serta bersikap lebih responsif.
Poin ketiga dipandang paling penting oleh Tri Waluyo dalam rekrutmen PT. Pertamina (Persero) yakni Integritas. Seperti dikutip dari salah satu sumber di internet menyebutkan bahwa integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. "Beberapa perusahaan memiliki persepsi atau kebutuhan yang berbeda atas poin ini. Integritas bisa mengarah pada loyalitas atau kepatuhan kandidat pada peraturan," terang Untari. Menurutnya pula integritas merupakan konsep yang levelnya lebih tinggi diatas loyalitas. Untuk mengukurnya para rekruitment officer biasa menggunakan BEI (Behavioral Event Interview).
Dijelaskan lebih jauh oleh Untari, jika pada dasarnya event interviu merupakan suatu cara untuk mencari momen tertinggi dan terendah dalam kehidupan kandidat dan melihat bagaimana ia menyikapi beragam konflik yang terjadi di antaranya.
Saran : Berlaku jujur, beri jawaban yang rasional bagi setiap pertanyaan. Tak perlu tampil terlalu 'bersih', bersikap manusiawi itu wajar.
Nah, bagaimana sudah cukup jelaskah mengenai tiga poin yang kerap 'menjatuhkan' para pencari kerja? (CN)