Kenapa kandidat gagal dalam seleksi Rekruitment

"Ada tiga poin penting yang menyebabkan gagalnya para peserta tes, pertama kurangnya rasa percaya diri, inisiatif, serta integritas."

Itu merupakan kutipan langsung dari Tri Waluyo, Section Head People Development PT. Pertamina (Persero), saat ditemui usai tes interviu PT. Pertamina (Persero) beberapa waktu silam. Mungkin beberapa dari Anda merasa sudah memenuhi ketiga poin tersebut sehingga merasa yakin lolos, namun kenyataan justru berkata lain. Anda gagal! Lalu, sebenarnya apa sih yang dimaksudkan dengan ketiga poin tadi?

Poin pertama percaya diri, menurut Untari Sari Gading Manajer HR di ECC UGM ini terkait dengan kemampuan Anda 'menjual' atau mempromosikan diri kepada perusahaan. "Poin ini tampak dari appearance peserta. Dari sana akan bisa dinilai bagaimana ia mampu mengukur dan menghargai seberapa besar nilai dirinya. Kelemahan peserta tes adalah mengukur dirinya terlalu tinggi atau justru terlalu rendah," ujarnya.
Saran : Sebaiknya kenali diri lebih baik untuk menilai kompetensi dan nilai yang seharusnya Anda jual sebagai "pencari kerja", cari tahu juga standar gaji untuk jenis perusahaan dan posisi yang Anda lamar. Hal penting lain adalah belajar untuk menghadapi individu yang berbeda, mempromosikan diri sendiri kepada staff HR dengan jajaran direksi tentunya membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Poin kedua inisiatif, menurut kamus besar bahasa Indonesia inisiatif berarti prakarsa. Inisiatif menyangkut kemampuan menyelesaikan permasalahan atau problem solving dan pengambilan keputusan. Ini akan terlihat dari psikotes yang akan dikroscek lagi dari indepth interview oleh user atau tim HR.
Saran : Belajar menyampaikan ide atau pemikiran dengan bahasa dan cara yang lebih mudah dipahami oleh lingkungan sekitar serta bersikap lebih responsif.
Poin ketiga dipandang paling penting oleh Tri Waluyo dalam rekrutmen PT. Pertamina (Persero) yakni Integritas. Seperti dikutip dari salah satu sumber di internet menyebutkan bahwa integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. "Beberapa perusahaan memiliki persepsi atau kebutuhan yang berbeda atas poin ini. Integritas bisa mengarah pada loyalitas atau kepatuhan kandidat pada peraturan," terang Untari. Menurutnya pula integritas merupakan konsep yang levelnya lebih tinggi diatas loyalitas. Untuk mengukurnya para rekruitment officer biasa menggunakan BEI (Behavioral Event Interview).
Dijelaskan lebih jauh oleh Untari, jika pada dasarnya event interviu merupakan suatu cara untuk mencari momen tertinggi dan terendah dalam kehidupan kandidat dan melihat bagaimana ia menyikapi beragam konflik yang terjadi di antaranya.
Saran : Berlaku jujur, beri jawaban yang rasional bagi setiap pertanyaan. Tak perlu tampil terlalu 'bersih', bersikap manusiawi itu wajar.
Nah, bagaimana sudah cukup jelaskah mengenai tiga poin yang kerap 'menjatuhkan' para pencari kerja? (CN)

Comments :

0 komentar to “Kenapa kandidat gagal dalam seleksi Rekruitment”

Posting Komentar