Gas untuk Chevron lebih penting dari PLN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan CPI merupakan kontributor utama produksi minyak mentah nasional, yaitu sekitar 40% dari total produksi.

Untuk tetap mempertahankan produksinya, tuturnya, CPI membutuhkan banyak gas yang akan digunakan sebagai enhanced oil recovery dengan teknologi steamflood.

"Fokus kita saat ini adalah bagaimana mempertahankan produksi minyak dari lapangan yang sudah tua itu tanpa memandang siapa operatornya," jelasnya kemarin.

Di sisi lain, tuturnya, pemerintah juga menaruh perhatian pada efisiensi biaya produksi listrik dari PLN. Seperti diketahui, dengan pasokan gas yang stabil sebesar 250 MMscfd di Muara Karang, PLN bisa menghemat listrik sebesar Rp19 triliun tahun lalu.

"Listrik masih ada alternatifnya, yaitu dengan kembali memakai BBM sekalipun itu memang berkonsekuensi pada pembengkakan biaya dan subsidi untuk listrik."

Ke depan, tutur Darwin, pemerintah memprioritaskan dua hal, yaitu percepatan produksi lapangan gas serta percepatan pembangunan infrastruktur yang memungkinkan memasok gas kepada konsumen domestik. "Beberapa lapangan yang siap produksi tahun ini misalnya dari Lapangan Kepodang milik Petronas."

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk belakangan mengeluhkan surutnya pasokan gas dari Blok Corridor milik ConocoPhilips. Dikabarkan, pasokan yang berfluktuatif di bawah volume terkontrak itu disebabkan oleh pasokan ConocoPhilips ke Chevron yang melebihi kontrak 80 MMscfd dan ekspor ke Singapura sebesar 30 MMscfd, yang merupakan pengganti gas dari South Jambi milik perusahaan yang sama yang mengalami shortfall.

Akan tetapi, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo menepis kabar tersebut.

Oleh Rudi Ariffianto
Sumber : Bisnis Indonesia, 19 Maret 2010

Comments :

0 komentar to “Gas untuk Chevron lebih penting dari PLN”

Posting Komentar